Sabtu, 15 Januari 2011

Hari #2 : Sumber Keteduhan

Kerutan di wajahnya semakin tegas, kulitnya sedikit lebih menghitam. Badannya kurus dan jalannya pun kini sedikit pincang. Itu akibat ia terkena stroke ringan tahun lalu. Tapi tubuhnya yang tinggi dan tegap, masih menunjukkan kegagahannya.

Lelaki itu adalah bapak saya. Bapak adalah anak ke-3 dari sepuluh bersaudara. Terlahir dengan darah Sunda asli, bapak adalah sosok yang sangat kharismatik. Sebagai abdi negara, anggota TNI, bapak memang tak banyak bicara, tapi disegani oleh kami keempat anaknya. Satu lagi, senyumnya sangat khas...

Saya masih ingat saat masih kecil dulu, saya pernah ditendang menggunakan sepatu larasnya, hingga tulang kering kaki saya memar. Penyebabnya sepele, hanya karena saya malas mandi. Tapi demi Tuhan, saya telah memaafkan kekhilafan bapak itu.. Dan coba mengerti, bapak memang sangat tegas dan disiplin...

Saat berganti tahun, dalam fase hidup yang banyak berubah, kami memang jarang bertatap muka. Saat masih kuliah di Jatinangor, saya biasanya bertemu sekali seminggu. Sekarang setelah menikah, makin terbatas hanya sekali dalam sebulan. Tak mengapa, ikatan bathin antara bapak dan anak mengikat hati kami jauh lebih dalam dari sekedar pertemuan.

Jika mundur dengan mesin waktu, 50 tahun yang lalu ayahku dilahirkan. Hari ini tepat usianya setengah abad. Seperti layaknya hukum alam, semua manusia akan menjadi tua. Fisiknya boleh menyusut, tapi semangatnya tak pernah surut untuk memimpin keluarga kami. Sorot matanya pun tetap kurindukan, karena di sana berlabuh sumber keteduhan.

Selamat Ulang Tahun, Bapak Dadang Koswara. Terucap doa untuk bapak. Saya sayang, bapak...

2 komentar:

  1. selamat ulang tahun buat Bapak, Elloy! diberi kesehatan selalu :)

    BalasHapus
  2. Amiiiiinnnnn .... Terimakasih tante Teyo :)

    BalasHapus